Filosofi Pohon




Teruntuk kalian yang merasa hidup sedang berat. Kalian yang merasa semua berlari sangat cepat, sementara kalian sedang bingung mengambil arah langkah mana yang harus kalian tapaki. Bingung akan banyak hal yang telah kalian pilih atau bahkan yang ingin kalian tapaki tapi tak tahu harus dari mana.

Santai sejenak, hidup bukan perlombaan. Seluruh waktu yang kalian lalui adalah milik kalian. Semua itu adalah hak dan tanggung jawab yang kalian pikul. Sebuah pilihan yang harus kalian lalui secara 'utuh'. Kalian lah yang menjadi pilot atas semua penerbangan hidup yang kalian lalui. Orang-orang yang kalian lihat berlari saat ini, entah mengejar mimpi, berkarir, menyelesaikan studi, atau sekedar menjalani passion, mereka adalah pemandangan yang kalian lihat saat mengudara di langit hidup kalian.

Bukan berarti kalian terlambat untuk sampai ke tujuan kalian. Bukan berarti kalian tak akan pernah sampai ke landasan berikutnya. Setidaknya kalian sedang bernafas, masih bisa menikmati makanan dan minuman, dan kalian masih dapat tidur bernaungkan sebuah atap.

Setidaknya, apa pun yang sedang kalian lakukan itu mempunyai manfaat untuk kalian. Menjadi buah manfaat untuk kalian nanti. Atau mungkin sekedar menyambung nafas kalian untuk hari esok. Tak apa. 

Dan untuk kalian yang di posisi saat ini sedang menjalani beragam hal secara serentak, mencoba segala sesuatu yang ada. Atau kalian yang suka membuka celah untuk memulai suatu hal yang baru. Terus-menerus hingga menyusuri hutan yang kalian tak tahu akan mengantarkan langkah kalian kemana, tak apa. Kalian masih sanggup melangkah. Meningkatkan segala hal yang mungkin menjadi potensi kalian.

Izinkan aku sedikit menuturkan sebuah cerita untuk kalian.
Cerita ini, kudapat saat aku duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, aku tertarik untuk menanam sebuah pohon. Aku ingin memiliki tumbuhan yang aku tanam sendiri dan rawat sendiri. Lalu aku membeli sebuah bibit pohon, aku mencoba menanam bibit tersebut.

Bibit yang kutanam tumbuh perlahan hingga memunculkan tunas pertamanya. Hatiku sungguh gembira melihat kejadian tersebut. Tunas itu kulihat dan kuamati setiap pagi sebelum aku berangkat sekolah. Perlahan pertumbuhan tunas tersebut semakin lambat. Aku pun memutuskan untuk mengamati tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekolah. 

Aku melihat bagaimana pertumbuhan tiap tumbuhan sangat beragam. Tapi ada satu hal kesamaan yang kulihat. Tumbuhan-tumbuhan tersebut tumbuh lebih cepat saat muda, terutama saat tunas mereka masih sedikit. Pertumbuhan tumbuhan mulai melambat seiring bertambahnya tunas dan cabang yang mereka miliki. Tak heran jika pohon yang sudah cukup tua tak terlalu melihatkan pertumbuhannya.

Seperti itu juga manusia menurutku, saat seseorang memiliki fokus untuk sebuah bidang atau apa pun yang sedang dilakukan, pertumbuhannya bisa cepat. Namun, saat orang tersebut memiliki fokus yang lain atau bidang lain yang iya lakoni, ia tetap tumbuh tapi mungkin tak secepat saat hanya memiliki satu tunas. 

Bukan berarti kalian tertinggal, hanya pertumbuhan kalian yang meluas. Mungkin memerlukan waktu lebih panjang dari yang lain. Tapi kelak, kalian akan memiliki buah yang bisa dinikmati siapa saja yang membutuhkan. Seperti itu kurang lebih ceritaku tentang filosofi sebuah pohon.

Bahkan jika kalian bukan sebuah pohon yang tumbuh untuk menjulang tinggi, kalian tetap memiliki sebuah nilai. Mungkin kalian adalah bonsai yang memiliki cabang namun tak tumbuh untuk menjulang tinggi, pertembuhan kalian ada pada batang dan akar kalian. Tapi di sana letak seni dan nilai yang kalian miliki. 

Mungkin juga kalian adalah tumbuhan umbi-umbian, menjulang melebar pada umbi kalian. memberi rasa kenyang untuk orang-orang lain. Menjadi pelengkap untuk orang-orang yang menyukainya, di sana lah letak nilai kalian.

Aku percaya setiap manusia memiliki nilai mereka masing-masing dan tempat mereka harus tumbuh seperti tumbuhan-tumbuhan untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Komentar

Popular Posts

Mata Jiwa

Cappuccino tanpa Cincau