Cappuccino tanpa Cincau




Mereka bilang, cinta itu sesuatu yang mulia. Bukti nyatanya, manusia memiliki hati. Sebuah reaksi antara simpati, empati, dan aksi dalam bentuk nyata; sebuah tanda bahwa manusia berani untuk menembus batas dan melampauinya. Setidaknya begitu kata mereka, dan aku sempat memilih 'tuk percaya.



Bagaimana menurutmu, kawan? Apakah benar cinta itu berhasil membuatmu melebihi batasan yang dulu pernah kau berusaha untuk melampauinya?

Jangan diambil pusing kawanku, cinta itu hadir secara tak disangka-sangka. Mungkin ia hadir ketika kau selalu bersama seseorang, atau mungkin ketika kau baru bertemu dengannya. Cinta itu ibarat jelangkung. Pulang tak dijemput datang tak diantar. Terkadang, malah benar-benar menghilang begitu saja. Lucu. Mari berbagi sedikit cerita, tentang kehilangan dan rindu yang tak kunjung hadir.

Malam, sungguh panas malam itu. Es batu telah abis, banyak yang memesan es kopi susu sebagai pelepas dahaga. Menu makanan ringan telah habis. Rakus sekali beberapa pelanggan hari ini. Mataku tak pernah lepas dari pepohonan yang ikut diam membatu. Heran. Apa tak ada angin sedikit pun? Kemana larinya angin-angin kecil itu?

Aneh, ada saja mereka yang tetap memesan Cappuccino panas di kala panasnya malam ini. Apa mereka tak tahu betapa lelahnya membuat secangkir Cappuccino? Tak apa, pelanggan adalah tamu. Tapi sayang mereka lupa, pemilik adalah DEWA. Secangkir Cappuccino mengisi kehampaan meja pelanggan tersebut sekarang. Kuperhatikan selama beberapa menit Ia sibuk dengan kamera HP-nya untuk mencari angle kamera yang bagus. Sungguh Manusia. 

10 menit telah berlalu, pelanggan itu kembali ke meja bar dan bertanya,  "Kawan, ada gula tidak? Cappuccinonya kurang manis".
"Waduh, perasaan espressonya tadi pakai biji kopi yang sweet," balasku.
"Mungkin lupa masukin gula engga kawan?" Balasnya.
"Cappuccino memang tidak pakai gula kawan. Gula hanya akan merusak rasa khas biji kopi yang berpadu dengan susu." Jelasku.
"Wah, selama ini saya salah berarti. Kalau begitu, saya akan mencoba untuk menikmati cita rasa perpaduan tersebut."

Mereka terlalu sibuk, mencari pemanis dan lupa akan kenyataan yang hadir di hadapan mereka. Kasihan pelanggan semacam ini. Sudah hilang pemahaman mereka tentang kopi, terlalu banyak yang memberi pemanis pada Cappuccino mereka.

Kopi itu memiliki beragam cita rasa, bahkan biji kopi yang sama bisa menghasilkan rasa yang berbeda. Semua tergantung dari penyeduh menggunakan metode apa dan bagaimana sang penyeduh memperlakukan kopinya. Rumit, seperti cinta dan dirimu.

Iya, cinta itu rumit. Ia berhasil memisahkan kita yang pada awalnya baik-baik saja. Kita yang sebelumnya menikmati kopi bersama dengan sebongkah cerita yang bukan tentang kita. Entah itu memang cinta pada awalnya, atau sebuah pilihan di kala dirimu bosan akan rutinitas yang selalu hadir pada hari-harimu. Dimana tanpa sengaja aku, bagaikan gula yang hadir untuk menjadi pemanis dan menipu Cappucinnomu. Meski tak nyata, dirimu tetap meminumnya dan kemudian mengaduk Cappuccino itu dengan paksaan. Sayang uang yang telah dikeluarkan untuk secangkir Cappuccino itu. Kini, Cappuccino telah habis, menyisakan sedikit foam yang tertinggal pada cangkir.

Mungkin selama ini mereka sibuk dengan mencintai penampilan dari Cappuccino, hingga akhirnya mereka lupa untuk memahami Cappuccino itu seperti apa. Sebagaimana dengan menyayangi seseorang, kita perlu memahami dan menerima siapa sesungguhnya dia, seperti Cappuccino. Karena Cappuccino dengan gula sama seperti cinta yang penuh kebohongan. 

Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Mata Jiwa