Suka, Duka, dan Luka~





Izinkan kami, penulis di SUATU CERITA KITA ini mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2020, Semoga tahun ini menjadi tahun yang hebat untuk kalian, pembaca setia kami. Kami tak akan ada artinya tanpa dukungan dan keikutsertaan kawan-kawan dalam bercerita dan berbagi kisah kepada kami. Kalian adalah inspirasi dan cikal-bakal cerita serta petuah-petuah yang kami hempaskan ke dalam benak pembaca yang lain melalui media ini. Semoga di Tahun ini, kami juga tetap bisa memberi inspirasi dan mengisi kekosongan kalian, pembaca setia kami.

Saya akan sedikit bercerita tentang "Suka". Tentang sebuah rasa yang berhak dimiliki oleh siapa saja dan kapan saja. Hanya saja, dibalik kata "Suka", pasti memiliki sebuah konsekuensi dan sebuah perjalanan yang kita tak ketahui bagaimana akhirnya. Tunggu dulu kawan, jangan terburu-buru berprasangka buruk, mulai saja dulu. Seperti halnya blog ini, awalnya kami hanya ingin mencari sebuah media untuk menceritakan keluh kesah kami atau berbagi lembaran cerita kami. Tak disangka, ada beberapa orang yang menyukai dan tetap meminta kami untuk menulis. Iya, ini semua diawali dengan rasa "Suka" kami terhadap dunia literasi dan diskusi. Alangkah jahatnya kami, jika kami menyimpan itu semua untuk diri kami sendiri tanpa membagikannya kepada kalian, yang mungkin saja memerlukannya. Lihat? Mulai saja dulu jika "Suka", dan ini juga termasuk dalam hal perasaan loh... Cobalah untuk memulai, pastikan bahwa engkau memang "Suka". "Suka" itu susah-susah gampang. Perihal kelebihan, semua orang bisa "Suka", namun untuk kekurangan? Tak semua dapat "Suka" akan hal tersebut. Kembali lagi, kalau tak dimulai, kapan bisa tahu? Cuma harapannya begini kawan, ketika engkau sudah memulai sesuatu, pastikan engkau menyelesaikannya dengan tepat. Bagaimana cara tepatnya? hanya engkau yang tahu. Jika belum mengetahuinya, berarti itu belum saatnya engkau untuk menyelesaikannya.

Lanjut tentang "Duka", boleh saya klarifikasi dari persepsi saya tentang "Duka"? apakah "Duka" adalah bentuk kehilangan yang terjadi? Kehilangan sendiri memiliki makna yang sangat luas. Bisa kehilangan seseorang yang berharga, kehilangan materi yang bernilai, kehilangan cerita untuk diceritakan, atau bahkan kehilangan rasa percaya terhadap apa yang harus dipercaya. Jika kawanku disini memiliki pendapat berbeda, silahkan tambahkan di kolom komentar. Akan lebih indah lagi jika kawan-kawan disini mau bertemu untuk berdiskusi dan literasi bersama kami. Kembali ke topik "Duka", setiap orang pasti akan melewati momen "Duka". Jangan khawatir kawan, itu berarti engkau adalah makhluk hidup. Ketika engkau menganggap sesuatu begitu dekat, "Duka" sudah pasti akan menunggu di tengah perjalananmu. Bahkan "Duka" akan mengisi perjalanan untuk orang yang ada dekat denganmu. Jangan karena "Duka", engkau menjadi takut untuk dekat. "Suka" dan "Duka" sudah menjadi sebuah kewajiban dalam dunia dualisme ini. Mereka beriringan meski tak searah. "Duka" akan menjadi bukti perjalanan kalian. Semakin banyak "Duka" yang kalian alami, semakin jauh jejak yang telah kalian tinggalkan di dunia yang fana ini. Meski kalian lebih suka berada dalam dunia maya.

Lalu, bagaimana dengan "Luka"? Mari kita samakan persepsi terlebih dahulu. "Luka" adalah sebuah kejadian dalam perjalanan kalian yang memberikan sesuatu untuk dikenang, meski terkadang itu belum hilang. Perbedaan antara "Luka" dengan "Duka" adalah: "Luka" akan menyisakan bekas dalam perjalanan kalian, dan itu bisa terulang karena engkau belum kehilangan sesuatu tersebut. Masih ada kemungkinan sesuatu itu memberimu "Luka" lagi sampai akhirnya menjadi "Duka". Entah engkau yang meninggalkan atau ditinggalkan, itu sudah menjadi hakikat sebuah perjalanan. Lewat "Luka", kita akan belajar menjadi dewasa kawanku. Pada awalnya itu akan perih, dan perlahan engkau akan terbiasa dan mulai berkompromi akan hal tersebut. Betapa dewasanya dirimu hingga engkau bisa menertawakan "Luka"mu sendiri. Jalani saja. Dimana "Luka" itu muncul, akan datang juga obat untuk "Luka" tersebut. Kapan tibanya? Seperti kata Tere Liye dalam bukunya yang berjudul 'Negeri di Ujung Tanduk', begini poinnya kalau tidak salah, jangan pernah menuntut jawaban ataupun pernyataan kawanku. Sebab jawaban dan pernyataan akan tiba oleh orang yang tepat di waktu yang tepat. Nikmati setiap "Luka" yang diberikan dunia fana ini.

Begitulah perjalanan kawanku, rasakan setiap rasa yang hadir. Nikmati, pahami, dan jangan lupa bagikan. Kita tak pernah tahu, kapan perjalanan kita merupakan kunci untuk perjalanan orang. Tak ada salahnya untuk berbagi kawanku. Bersuara lah dirimu jika ada kesempatan, biarkan dunia mendengar suaramu. INI BUKAN JAMANNYA DIBUNGKAM LAGI, SAATNYA UNTUK BERSUARA UNTUK RASA. SELAMAT TAHUN BARU~

Komentar

Popular Posts

Mata Jiwa

Cappuccino tanpa Cincau