Air Mata




Lamunanku terusik di kala Hujan,

Bukan karena deru sang Hujan

Namun karena alunan sang Angin yang berlalu,

Bisikan yang mengingatkanku akan rintisan tiap peristiwa,

Tiap kilasan yang menghangatkan hati mungil dari dinginnya hawa sang Hujan,

Tiap tetesnya yang mempererat tiap bisikan sang Angin,

Ku pandang tiap bulir yang menukik,

Dan satu per satu peristiwa menari dibenakku,

Teringat akan senyuman manis untuk jiwa yang menangis,

Hingga sesak yang menekan tiap inci dadaku,

Bulir yang jatuh semakin banyak,

Perlahan ku tersadar itu bukan karena hujan,

Tapi aliran yang  tak mampu kubendung lagi...


Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Mata Jiwa

Cappuccino tanpa Cincau